Ulfa Purwaningsih, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) beberapa waktu lalu bertolak ke
Korea untuk menghadiri International Student Conference On Advanced Science And Technology (ICAST) 2012 di University of Seoul.
ICAST merupakan sebuah forum global bagi kaum muda dalam meningkatan
kualitas sains dan teknologi serta kualitas kepemimpinan dan jejaring.
Kegiatan ini merupakan suatu bentuk manifestasi realitas kebersamaan
semua bangsa di satu dunia. Awal mula pelaksanaan ICAST yaitu pada tahun
2008 di Kumamoto, Japan dan Beijing. Kegiatan ini merupakan suatu ajang
yang sangat bergengsi dikarenakan dalam ajang ini diperkenalkan research project dan communicate in English
bersama dengan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai negara. Selama 5 hari
(25 – 30 Oktober 2012) Ulfa mengikuti rangkaian ICAST 2012 yang terdiri
dari konferensi internasional, presentasi karya ilmiah dan tour.
Paper yang disusun Ulfa (sapaan akrab Ulfa Purwaningsih) berhasil
menjadi 1 dari 15 paper terpilih untuk dipresentasikan diajang
internasional yang diikuti oleh peserta dari 85 negara diantaranya
Jepang, China, Malaysia, Singapore, Thailand, Brunei Darussalam,
Vietnam, RO Korea, Laos, Philippines, Indonesia, Amerika, Rusia, German,
India, California, Inggris dan lain sebagainya. Dalam penyusunan paper,
Ulfa yang merupakan mahasiswa angkatan 2011 ini bekerja secara tim
dengan Agung Wicaksono dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas
Brawijaya.
Dalam paper yang disajikan, Ulfa dan Agung menyuguhkan ide mengenai
energi alternatif yang mampu menghasilkan bioetanol yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Selama ini, bahan bakar yang digunakan oleh
manusia diperoleh dari fosil sebagai bahan utamanya, namun fosil
memiliki sifat tidak dapat diperbarui. Sebagai sumber daya yang tidak
dapat diperbarui, keberadaan fosil di dunia semakin menipis, sedangkan
permintaan akan bahan bakar semakin meningkat seiring pesatnya
pertumbuhan penduduk. Bila tidak ditangani secara serius, kondisi
tersebut akan mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Atas latar
belakang ini, Ulfa dan Agung menawarkan sumber daya alternatif yang
berasal dari buah durian sebagai zat penghasil bioetanol.
Bioetanol dari buah durian diharapkan mampu mengurangi ketergantungan
manusia terhadap keberadaan fosil sebagai penghasil bahan bakar yang
jumlahnya kian menipis. Bioetanol merupakan cairan yang berasal dari
fermentasi dari mikroorganisme. Bioetanol juga dapat mengurangi
penggunaan gas berbahaya yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Bioetanol yang dimaksud diperoleh dari biji durian. Zat tepung (starch)
yang terdapat pada biji durian mampu memproduksi etanol. Biji durian
mengandung 43.6 % zat tepung (starch). Tingginya kandungan zat tepung
(starch) pada biji durian sangat baik digunakan untuk menghasilkan
bioetanol. Temuan ini akan menambah nilai dari buah durian yang
tersebar di wilayah Indonesia dan meningkatkan industri agribisnis.
Usai mempresentasikan karyanya, buah pemikiran Ulfa dan Agung dinilai
oleh dewan juri dan dinobatkan sebagai The Best Presentation
mengungguli peserta lainnya. Atas prestasi tersebut, Ulfa dan Agung
berhak atas trophy, sertifikat, hak paten dan kesempatan untuk student
exchange.
Tulisan asli ada di feb.ub.ac.id
No comments:
Post a Comment