Ada tradisi umat Islam di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia,
Brunai, Mesir, Yaman, Aljazair, Maroko, dan lain sebagainya, untuk
senantiasa melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti Peringatan Maulid Nabi
SAW, peringatan Isra' Mi'raj, peringatan Muharram, dan lain-lain.
Bagaimana sebenarnya aktifitas-aktifitas itu? Secara khusus, Nabi
Muhammad SAW memang tidak pernah menyuruh hal-hal demikian. Karena tidak
pernah menyuruh, maka secara spesial pula, hal ini tidak bisa dikatakan
"masyru'" [disyariatkan], tetapi juga tidak bisa dikatakan berlawanan
dengan teologi agama. Yang perlu kita tekankan dalam memaknai
aktifitas-aktifitas itu adalah "mengingat kembali hari kelahiran beliau
--atau peristiwa-peristiwa penting lainnya-- dalam rangka meresapi
nilai-nilai dan hikmah yang terkandung pada kejadian itu". Misalnya,
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Itu bisa kita jadikan sebagai bentuk
"mengingat kembali diutusnya Muhammad SAW" sebagai Rasul. Jika dengan
mengingat saja kita bisa mendapatkan semangat-semangat khusus dalam
beragama, tentu ini akan mendapatkan pahala. Apalagi jika peringatan itu
betul-betul dengan niat "sebagai bentuk rasa cinta kita kepada Nabi
Muhammad SAW".